Tuesday, May 18, 2010

Pelajaran Tentang Kehidupan . . .


Aku takut akan kesendirian,

sampai aku belajar untuk menyukai diriku sendiri.


Aku takut akan kegagalan,

sampai aku menyadari bahwa aku hanya akan gagal saat aku tidak mencoba.


Aku takut akan opini orang lain,

sampai aku belajar bahwa bagaimanapun orang akan mempunyai opini tentang aku.


Aku takut akan penolakan,

sampai aku belajar untuk mempunyai keyakinan dalam diriku.


Aku takut akan rasa sakit,

sampai aku belajar bahwa hal tersebut sangat penting untuk bertumbuh.


Aku takut akan kebenaran,

sampai aku melihat keburukan dalam kebohongan.


Aku takut akan kematian,

sampai aku menyadari bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan suatu permulaan.


Aku takut akan nasib,

sampai aku menyadari bahwa aku mempunyai kekuatan untuk mengubah hidupku.


Aku takut akan kebencian,

sampai aku melihat bahwa hal tersebut tidak lebih daripada kebodohan.


Aku takut akan cinta,

sampai hatiku tersentuh olehnya, mengubah hari-hariku yang suram menjadi hari-hari yang cerah tiada akhir.


Aku takut akan ejekan,

sampai aku belajar untuk menertawakan diriku sendiri.


Aku takut menjadi tua,

sampai aku menyadari bahwa dengan bertambahnya hari, aku semakin bijaksana.


Aku takut akan masa lalu,

sampai aku menyadari bahwa hal tersebut tidak akan menyakitiku lagi.


Aku takut akan kegelapan,

sampai aku melihat indahnya cahaya bintang di langit.


Aku takut akan perubahan,

sampai aku melihat saat kupu-kupu yang cantik harus mengalami metamorfosa sebelum ia dapat terbang.


The Greatest You



Kamu bukanlah apa kata orang

Kamu berharga

Bahkan, tanpa prestasi atau keterampilanmu, kamu tetap berharga

Kelahiranmu ke dunia inilah yang menjadikan dirimu tak ternilai

Kamu ada

Kamu hidup

Dan itu sudah cukup untuk memperjuangkan keadaanmu

Jangan merasa rendah diri

Tuhan tidak pernah membuat produk massal

Dia membuatmu secara personal

Buktinya, hanya ada satu Einstein di dunia ini

Hanya ada satu daVinci

Satu Beethoven

Satu Bill Gates

Dan hanya ada satu kamu.

Hadiah Kasih Seorang Ibu

“Dapatkah aku melihat bayiku?” pinta seorang ibu yang baru melahirkan dengan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan tersebut berpindah ke tangannya, ia segera membuka selimut pembungkus wajah bayi laki-lakinya yang mungil itu. Tiba-tiba ibu tersebut menahan napasnya. Dokter yang menjaganya segera berbalik memandang ke luar jendela rumah sakit. Ternyata bayi laki-laki mungil tersebut lahir tanpa kedua belah daun telinga.
Setelah diadakan uji medis, terbukti bahwa pendengaran bayi tersebut bekerja sempurna, hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk.
Pada suatu hari anak laki-laki tersebut bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya pada pelukan sang ibu dan menangis. Anak tersebut dengan terisak-isak berkata, “Seorang laki-laki berbadan besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh.” Sang ibu juga menangis karena ia tahu bahwa hidup anak laki-lakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi.
Anak tersebut akhirnya tumbuh dewasa. Ia cukup tampan meskipun cacat. Ia juga disukai oleh teman-teman di sekolahnya. Dan, ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis.
Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya lalu mengingatkannya, “Bukankah nantinya kamu akan bergaul dengan remaja-remaja lain?” Namun, dalam hati sang ibu merasa sangat terharu dengan keberadaan dari anak laki-lakinya.
Suatu hari ayah anak laki-laki itu bertemu dengan seorang dokter ahli dalam pencangkokan telinga. “Aku yakin dapat memindahkan sepasang daun telinga untuknya. Tetapi, diperlukan seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya.
Orangtua anak laki-laki tersebut lalu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan dan mendonorkan telinganya. Beberapa bulan telah berlalu, lalu tibalah saatnya mereka memanggil anak laki-laki mereka. Sang ayah menjelaskan, “Anakku, seseorang yang tidak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya untukmu. Kami akan segera mengirimmu ke rumah sakit untuk di operasi. Namun, hal ini sangatlah rahasia.”
Operasi itu berjalan dengan sukses. Seorang laki-laki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Kemudian ia menemui ayahnya, “Ayah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan telinganya untukku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar, namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya.”
Ayahnya menjawab, “Ayah yakin bahwa kamu tidak akan pernah dapat membalas kebaikan hati dari orang yang telah memberikan telinga tersebut.” Setelah terdiam sesaat, ayahnya melanjutkan, “Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini.”
Tahun berganti tahun, kedua orangtua laki-laki tersebut tetap menyimpan rahasia. Hingga pada suatu hari, tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga tersebut. Pada hari itu ayah dan anak lelakinya berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibunya yang terbujur kaku itu, lalu menyibakkannya sehingga tampaklah bahwa sang ibu itu tidak memiliki daun telinga. “Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya,” bisik sang ayah, “Dan tidak seorang pun yang menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya.”

*
Kecantikan sejati tidak terletak pada penampilan fisik, tetapi ada di dalam hati. Kadang kala harta karun sejati tidak terletak pada apa yang bisa kita lihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Kasih yang tulus tidak terdapat pada hal-hal yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada hal-hal yang telah dikerjakan tanpa diketahui.

Sunday, May 16, 2010

Berserah . . .



Berserah berarti :
Anda dapat menemukan ketenteraman dengan melupakan masa lalu dengan segala kesalahan dan penyelesaiannya, dan bergerak maju ke masa depan dengan sebuah pandangan baru, menghargai kesempatan untuk mencoba pada kesempatan kedua.


Berserah berarti :
Anda akan menemukan rasa aman kembali pada waktu kesulitan menghampiri hidup anda, dan menemukan sukacita dalam hidup untuk menghilangkan setiap kesedihan. Anda akan menemukan impian-impian baru, harapan-harapan baru, dan pengampunan dari hati yang terdalam.


Berserah tidak berarti :
Anda akan selalu menjadi sempurna. Secara sederhana berarti anda akan selalu mengatasi ketidaksempurnaan.


Berserah adalah :
Jalan menuju kedamaian, membiarkan semua hal buruk berlalu, tetap menunggu untuk hal yang terbaik, dan menemukan suatu harapan di dalamnya, yang terus membentang sepanjang kehidup
an.

Berserah adalah :
Penjaga hati yang terbaik, aset terbesar dari kasih, dan jalan termudah untuk tetap percaya kepada diri anda sendiri dan kepada orang lain.



Serahkanlah segala kekuatiranmu

kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

(1 Petrus 5:7)